YuHa Informasi

Desa Alue Naga Bangkit dari Masa Kelam

Bagaimana dan apa saja yang dilakukan sehingga Desa Alue Naga bisa bangkit dengan baik.
Kalau masyarakat Aceh, pasti tahu bahwa ada salah satu daerah di Banda Aceh yang terkenal dengan tiramnya. Untuk pantainya sendiri sering dijadikan tempat nongkrong anak muda, bahkan orang dewasa. Apalagi, para mahasiswa yang sudah penat dengan aktivitas kampus, tidak jarang menjadikan pantainya sebagai pilihan untuk melepaskan penat.

Desa Alue Naga atau kalau warga setempat menyebutnya dengan Gampong Alue Naga. Berlokasi di Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Dekat dengan kampus Universitas Syiah Kuala dan UIN Ar-raniry. Hal ini yang menyebabkan pantainya ramai dikunjungi para mahasiswa.

Desa ini memiliki potensi dari segi perikanan. Hal ini diperkuat juga dengan mata pencaharian masyarakat di sana banyak yang berkaitan dengan tiram. Kalau Yuhers kesana, pasti akan melihat banyak tiram yang dijejerkan di atas meja kayu yang sudah dilapisi plastik. Kalau Sisterformasi kesini sih, sudah pasti ngiler melihatnya. Langsung kebayang, nikmatnya jika disantap dengan mie kuah pedas.

Namun, Desa Alue Naga juga memiliki kisah dan cerita yang membuatnya bisa bangkit dan berkembang dengan baik seperti yang terlihat sekarang. Tahukah Yuhers? Bahwa Aceh pernah mengalami sebuah tragedi bencana alam yang berhasil menarik perhatian Indonesia, bahkan dunia sekalipun.

Tetap Bangkit Meski Pernah Dihantam Tsunami

Menuju Desa Alue Naga
Suasana jalan menuju Desa Alue Naga.

Yang lahir tahun 90an atau sebelumnya, pasti tahu kejadian tahun 2004. Pada bulan Desember di tahun tersebut, Aceh dilanda tsunami yang dahsyat, menelan banyak korban jiwa. Tidak memandang bulu, korban jiwa terdiri dari balita hingga orang dewasa. Khususnya di Desa Alue Naga, merupakan area yang merasakan dampak tsunami tersebut.

Katanya, dari 6000 warga Desa Alue Naga yang tinggal sebelum tsunami, tersisa sekitar 1000 orang saja setelah tsunami. Hal ini menunjukkan pasca tsunami, Desa Alue Naga mengalami penurunan jumlah penduduk yang signifikan. Ditambah lagi, banyak warga yang kehilangan tempat tinggal karena dihantam oleh tsunami yang dahsyat. Namun, berkat bantuan dari Badan Rehabilitas dan Rekonstruksi (BRR) Aceh, mereka kembali mendapatkan tempat tinggal yang layak, pendidikan, dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan.

Meskipun pernah dilanda bencana alam, masyarakat Desa Alue Naga tidak patah semangat dalam melanjutkan kehidupan. Mereka, bersama, bangkit dari rasa takut dan trauma. Saling membantu satu sama lain agar roda kehidupan terus berjalan dengan baik dan semestinya.
Pemandangan Pantai Alue Naga
Pemandangan Pantai Alue Naga dari dekat.

Kalau Yuhers ke Desa Alue Naga sekarang, pasti tidak menyangka kalau tempat tersebut merupakan bekas dampak tsunami. Karena kehidupan di sana begitu hidup dan aktif. Kehidupan kembali tersenyum seperti sebelum tsunami melanda, bahkan lebih bahagia.

Kalau dilihat dari catatan kependudukan pada tahun 2019, 300 anak di antara 2000 masyarakat disana adalah yang lahir pasca bencana tsunami. Jadi, meskipun pernah dilanda bencana tsunami, Desa Alue Naga memiliki peningkatan penduduk yang cukup baik. Ini bisa jadi salah satu bukti bahwa masyarakat disana tidak ingin dikalahkan dengan trauma bencana alam yang pernah dialami.

Tidak hanya itu, masyarakat sekitar desa tersebut juga membantu dalam membangkitkan Desa Alue Naga. Hal ini dibuktikan dengan Universitas Syiah Kuala memberikan kesempatan bagi mahasiswanya untuk melakukan pengabdian bagi masyarakat disana. Menyalurkan ilmu pengetahuan yang bisa membangkitkan Desa Alue Naga kepada masyarakat disana.

Tidak hanya itu, Astra juga pernah memberi beasiswa bagi anak di Desa Alue Naga, yang bertujuan agar bisa menempuh pendidikan yang lebih baik. Hal ini merupakan sebuah hal yang sangat berarti bagi masyarakat disana karena mengingatkan pendidikan memang sangat penting di kehidupan.

Terpilih Sebagai Kampung Berseri Astra

Budidaya Tiram di Desa Alue Naga
Aktivitas budidaya tiram yang dilakukan warga Desa Alue Naga.

Pada tahun 2017, Desa Alue Naga terpilih sebagai desa binaan oleh PT Astra International Tbk yang ke-65, yaitu sebagai bagian dari Kampung Berseri Astra. Kampung Berseri Astra, atau yang selanjutnya disebut dengan KBA, berdiri dengan empat pilar program, yaitu pendidikan, kesehatan, kewirausahaan, dan lingkungan.

Dari sekian perkampungan atau desa di Banda Aceh, Desa Alue Naga merupakan salah satu desa yang berpotensi untuk dikembangkan. Melihat produksi tiram yang aktif dan sudah cukup dikenal di kalangan masyarakat. Wali kota Banda Aceh saat itu, Aminullah Usman, merasa dengan terpilihnya Desa Alue Naga sebagai bagian dari KBA, menjadikan desa ini mendapatkan kesempatan yang istimewa untuk mengembangkan diri.

Tiram yang dihasilkan di daerah ini, ternyata memiliki kualitas yang baik. Memiliki kadar logam yang sangat rendah, membuat tiram di Desa Alue Naga masih tergolong aman dikonsumsi. Hal ini perlu diperhatikan karena mengingatkan bahwa tiram merupakan bagian dari populasi kerang yang bertugas sebagai filter feeder atau memperoleh makanan dengan menyaring air. Tak jarang, kerang menjadi salah satu indikator akan bagaimana kandungan air di suatu tempat.

Dari awalnya hanya mencari dan membudidayakan tiram sebagai pencetak pundi-pundi keuangan. Melalui KBA, tiram bisa dijadikan produksi makanan jenis lain, yaitu kerupuk tiram. Astra menyumbangkan sejumlah peralatan, melalui kelompok Sinar Naga, yang bisa digunakan oleh warga untuk memproduksi kerupuk tiram.

Dan, nyatanya, kerupuk ini mampu menembus penjualan hingga ke luar Aceh, dengan merek Kerupuk Tiram Kak Mar. Nama ini diambil dari nama pemiliknya, yaitu Mariati. Jadi, tiram tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk mentah ataupun yang sudah dimasak dengan campuran berbagai bumbu. Namun, masyarakat bisa merasakannya dalam bentuk kerupuk yang bisa dijadikan pendamping nasi atau makanan berat lainya. Ataupun, bahkan bisa dijadikan cemilan.

Selain itu, Astra bersama FKP juga melakukan uji kompetensi kepada sejumlah petani tiram di Desa Alue Naga. Menurut informasi yang Sisterformasi dapatkan di salah satu artikel kumparan.com, terbitan tahun 2019, bahwa Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di Jakarta memberikan sertifikasi bagi 120 petani tiram dari empat kelompok yang diuji. Hal ini bisa menambah kepercayaan kinerja dan kualitas petani tiram di desa tersebut.

Harapan Kedepannya untuk Desa Alue Naga

Budidaya Tiram di Mangrove
Tiram yang melekat pada kayu mangrove.

Meskipun pernah dilanda tsunami, Desa Alue Naga tetap harus berkembang seperti keinginan para warga disana, juga Indonesia. Desa ini memiliki potensi yang cukup mumpuni untuk dikembangkan dari segi budidaya tiram. Melihat minat warga Indonesia yang suka mengkonsumsi tiram juga masih terbilang cukup tinggi. Hal ini bisa dimanfaatkan dari segi kewirausahaan dan ekonomi yang harapannya bisa meningkatkan pendapatan di desa tersebut.

Bantuan yang pernah diterima oleh warga di sana, yaitu penggunaan ban-ban bekas, pipa, dan pohon mangrove yang dijadikan sebagai lahan budidaya tiram. Ini menguntungkan warga disana karena bisa memberikan peningkatan hasil budidaya tiram. Namun, mungkin peningkatan bisa dilakukan lebih baik atau cara membudidayakan tiram bisa diterapkan dengan cara yang lebih efektif.

Oleh karena itu, pendidikan pada bidang perikanan pasti masih dibutuhkan. Jadi, diharapkan adanya kontribusi dari warga setempat atau pengiriman relawan yang berkaitan dengan pengembangan perikanan, bisa memberikan pendidikan yang lebih baik dari segi budidaya tiram. Mungkin bisa dari segi bagaimana meningkatkan hasil budidaya tiram dari sebelumnya. Hal ini bisa menguntungkan warga disana, baik laki-laki maupun perempuan yang bermata pencaharian sebagai petani tiram. Juga, peningkatan pendidikan yang bisa diraih oleh anak-anak di desa tersebut.

Selain itu, karena perkembangan Desa Alue Naga yang sudah dialami dan diberi bimbingan melalui menjadi desa binaan KBA, harapannya bisa menjadi contoh bagi desa lain yang mungkin mengalami permasalahan serupa seperti yang dialami Desa Alue Naga sebelumnya.

#BersamaBerkaryaBerkelanjutan #KitaSATUIndonesia


Referensi:
Ayuulya.com. 31 Agustus 2023. Rahasia Pemberdayaan Berkelanjutan KBA Alue Naga. Diakses pada 05 Oktober 2024, dari https://www.ayuulya.com/2023/08/rahasia-pemberdayaan-berkelanjutan-kampung-berseri-astra-alue-naga.html

Diskominfo.bandaacehkota.go.id. 29 September 2020. Wali Kota: Budidaya Tiram Alue Naga Mulai Dinikmati Warga. Diakses pada 05 Oktober 2024, dari https://diskominfo.bandaacehkota.go.id/2020/09/29/wali-kota-budidaya-tiram-alue-naga-mulai-dinikmati-warga/

Kumparan.com. 31 Desember 2019. Kala Jalan Panjang, Desa Alue Naga, Bangkit Usai 15 Tahun Tsunami Aceh. Diakses pada 05 Oktober 2024, dari https://kumparan.com/acehkini/kala-jalan-panjang-desa-alue-naga-bangkit-usai-15-tahun-tsunami-aceh-1sYIHb2HbZW

Usk.ac.id. 31 Agustus 2022. Bangun Masyarakat Perikanan, USK dan Astra Laksanakan MBKM di Alue Naga. Diakses pada 05 Oktober 2024, dari https://usk.ac.id/bangun-masyarakat-perikanan-usk-dan-astra-laksanakan-mbkm-di-alue-naga/

2 komentar

  1. Wahhh serambi mekkah kembali merekah dengan hasil lautnya:)

    BalasHapus
  2. Pentingnya mendukung budidaya tiram ya, demi kelestarian laut.

    BalasHapus